PENULISAN
KARYA TULIS ILMIAH
.
.
.
KATA
PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah Subahanahu wa ta’ala atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik, guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah karya tulis ilmiah, dengan judul ”Menulis Karya Tulis Ilmiah”.
Terimakasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini serta
sumber-sumber yang diambil sebagai referensi. Makalah ini membahas mengenai tata cara penulisan karya tulis
ilmiah yang meliputi sistematika, cara penyusunan, format penulisan, penulisan
kutipan, footnote, dan daftar pustaka, serta tabel dan gambar dalam karya tulis
ilmiah yang dikutip dari berbagai sumber terpercaya, seperti buku, jurnal,
maupun tesis, dengan harap pembaca bisa lebih percaya dan yakin dengan
penjabaran yang telah dipaparkan.
Dengan
segala hormat, sebagaimana manusia biasa yang tak luput dari kesalahan,
disadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak
kekurangan didalamnya. Oleh karenanya,
sangat diharapakan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan pada tugas-tugas selanjutnya. Terakhir, mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan baik kalimat maupun kata yang
kurang berkenan.
Demikian, semoga ada manfaat yang dapat diambil dari makalah
ini.
Semarang, 10 Oktober 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Belakangan ini kasus plagiarisme semakin merebak.
Orang-orang khususnya para pelajar dan mahasiswa berbondong-bondong meng-copy
paste karya orang lain untuk dijadikan tugas atas namanya sendiri. Tentu
hal ini sangat bertentangan dengan etika berkarya, mencuri atau mengutip
gagasan orang lain tanpa mencantumkan sumber merupakan pelanggaran hak cipta
yang dapat merambat ke ranah hukum.
Menurut Anisah Hasan dalam jurnal “Fenomena
Plagiarisme Mahasiswa” menyebutkan bahwa penyebab seseorang melakukan plagiarisme
yaitu karena keterlenaan diri terhadap perkembangan teknologi informasi serta
tingginya intensitas tugas perkuliahan sedang alokasi waktu yang tersedia
sangat terbatas.
Pada hakikatnya penyebab seseorang melakukan
plagiarisme bukan karena tidak mengetahui adanya perlindungan hak cipta. Tetapi
karena minimnya budaya membaca yang mangakibatkan seseorang susah mendapatkan
ide maupun referensi yang akan dijadikan bahan untuk berkarya. Selain itu juga
karena kurangnya pemahaman akan cara menulis karya tulis ilmiah yang sesuai
dengan aturan-aturan yang telah dikukuhkan pada format
penulisan, EBI, dan TBBBI. Oleh karenanya untuk mengurangi tindak plagiarisme,
dalam makalah ini akan disajikan mengenai tata cara penulisan karya tulis
ilmiah yang baik dan
benar dengan memperhatikan berbagai hal diantaranya sistematika dan cara
penyusunan, format
penulisan, kutipan, footnote, daftar
pustaka, serta tabel dan gambar dalam karya tulis ilmiah.
1.
Apa saja
tata cara penulisan karya tulis ilmiah?
2.
Bagaimana sistematika dan cara penyusunan karya tulis ilmiah?
3.
Bagaimana format penulisan karya tulis ilmiah?
4.
Bagaimana tata cara penulisan kutipan, footnote, dan daftar
pustaka?
5.
Bagaimana pembuatan table dan gambar pada karya tulis ilmiah?
1.
Menjelaskan
tata cara penulisan karya tulis ilmiah.
2.
Menguraikan
sistematika dan cara penyusunan karya tulis
ilmiah.
3.
Menjelaskan
format penulisan karya tulis ilmiah.
4.
Menguraikan tata cara penulisan kutipan,
footnote, dan daftar pustaka.
5.
Menjabarkan cara pembuatan tabel dan gambar pada
karya tulis ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
Penulisan karya tulis ilmiah pada
dasarnya memuat ketentuan atau tata cara penulisan yang berlaku umum dalam
penyusunan karya ilmiah. Agar lebih mudah dipahami, maka penulisan karya tulis ilmiah
harus memperhatikan tata cara penulisan, sebagai berikut :[1]
1. Dalam Bahasa
Indonesia:
a. Untuk kata
serapan bahasa asing, dipergunakan cara
penulisan kata serapan yang telah
dibakukan.
b. Penggunaan
peristilahan di bidang computer mengikuti penggunaan istilah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Dalam Bahasa
Asing:
Menggunakan kaidah tata
bahasa (gramatikal) dalam bahasa asing yang bersangkutan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku umum.
Sistematika
karangan ilmiah adalah aturan meletakkan bagian-bagian karangan ilmiah, bagian
mana yang harus didahulukan dan bagian mana pula yang harus dikemudiankan. Berikut adalah sistematika penyususnan karya tulis ilmiah:[2]
1.
Bagian
Pembuka
a.
Kulit luar
Dalam
menyajikan bagian-bagian yang terdapat pada kulit luar, dapat digunakan sistem
simetris dan dapat pula digunakan sistem lurus.
(1) Judul karangan ilmiah dan keterangannya
Judul
karangan ilmiah dicantumkan sekitar 4 cm dari pinggir atas kertas, ditulis dengan huruf kapital
seluruhnya tanpa diakhiri tanda baca apapun. Jika terdapat anak judul, maka
diantara judul dan anak judul dibubuhkan titik dua.
(2) Maksud penyusunan
Maksud
penyusunan karya ilmiah dicantumkan di bawah judul, yang ditulis dengan
menggunakan huruf capital pada semua awal kata, kecuali kata tugas, seperti di,
dalam, dan, bagi, untuk, dan dari. Isi pernyataan ini pun tidak
diberi tanda baca apa-apa.
Nama penyusun
dan nomor induk mahasiswa dicantumkan dibawah maksud penyusunan dengan
didahului kata Oleh dengan huruf awal kapital. Kemudian, nama jurusan, fakultas, universitas atau sekolah tinggi tempat
penyusunan dicantumkan dibawah identitas penyusun yang diikuti nama kota tempat
penyusunan atau tahun penyusunan.
b.
Halaman
Judul
Penulisan
halaman judul harus sama persis dengan penulisan kulit luar. Intinya, yang
tercantum dalam halaman judul merupakan turunan semua hal yang terdapat dalam
kulit luar.
c.
Halaman Pengesahan
(Jika Ada)
Halaman
ini disediakan untuk mencantumkan nama-nama dosen pembimbing, nama ketua
jurusan, dan nama dekan yang bertanggungjawab akan kesahihan karangan ilmiah.
Dalam halaman pengesahan semua awal kata yang tercantum dituliskan dengan huruf
kapital, kecuali kata tugas. Setelah kata Pembimbing dan kata Pembaca
dibubuhkan tanda koma.
d.
Halaman
Penerimaan (Jika Ada)
Pada perguruan tinggi tertentu, setelah
halaman pengesahan dicantumkan juga halaman penerimaan oleh panitia ujian
sarjana muda/sarjana.
e. Prakata
Prakata ditulis untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang
penulisan karangan ilmiah. Unsur-unsur yang dicantumkan dalam prakata hendaklah
dibatasi pada;
(1) puji syukur kepada Tuhan,
(2) penjelasan tentang pelaksanaan penyusunan karangan ilmiah,
(3) informasi tentang arahan dan bantuan dari berbagai pihak,
(4) ucapan terimakasih kepada semua pihak,
(5) penyebutan nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyusunan, serta
nama penyusunan karangan ilmiah.
f. Daftar Tabel
Karangan
ilmiah yang lengkap selain menganalisis data dengan seksama, juga mencantumkan
table yang merupakan gambaran nyata analisis masalah. Nama-nama tabel yang tercantum dalam karangan ilmiah itu
dimuat dalam daftar tabel
(jika ada).
g. Daftar Grafik, Bagan, atau Skema
Daftar grafik, daftar bagan, dan daftar skema itu dibuat jika dalam suatu
karangan ilmiah terdapat lebih dari satu grafik, bagan, dan skema.
h. Daftar Singkatan dan Lambang
Dalam karangan ilmiah, penulis dapat menggunakan singkatan atau lambing
istilah atau nama sesuatu. Hal itu dilakukan agar isi karangan ilmiah terasa
padat, efisien, dan efektif.
2.
Bagian Inti Karangan Ilmiah
Bab I Pendahuluan
a.
Latar belakang dan masalah
b.
Tujuan Pembahasan
c.
Ruang lingkup atau pembatasan masalah
d.
Anggapan dasar, hipotesis, dan kerangka teori
e.
Sumber data atau populasi dan sampel
f.
Metode dan teknik
Bab II Analisis atau Bab Pembahasan
Di dalam bab akan ini
dilakukan analisis, sintetis pembahasan, interpretasi, jalan keluar, dan
beberapa pengolahan data secara tuntas.
Bab III Simpulan dam Saran.
Bab ini berisi gambaran umum
seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.
3.
Bagian Penutup
Berisi daftar
pustaka, lampiran, dan indeks.[3]
Setiap karya tulis ilmiah memiliki pedoman penulisan masing-masing. Namun
secara garis besar format penulisan karya tulis ilmiah sebagai berikut:[4]
1. Bahan dan ukuran kertas
Bahan dan ukuran kertas yang di pakai dalam penulisan karya tulis ilmiah
adalah sebagai berikut:
a.
Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
b.
Jenis kertas: HVS 80 gram.
c.
Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah di
tentukan dengan lambang universitas tertentu).
2. Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya tulis ilmiah di rinci
sebagai berikut:
a.
Menggunakan software, pengolahan kata dengan flatform
windows,seperti MS word, excel ,dan lain-lain, atau flatform Linux seperti
Open Office, diperbolehkan asal boleh di baca Windows
b.
Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran
font 12 kecuali untuk:
1)
Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halamn judul dalam (soft
cover),yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan di cetak tebal
(bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (di sesuaikan dengan panjang
judul,lihat lampiran).
2)
Catatan kaki (footnotes),yang menggunakan font ukuran 10.
c.
Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab,sub-bab).
d.
Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau
bahasa daerah memberi penekanan,pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang
hierarkinya tidak setingkat),dan sejenisnya.Judul sub-bab sub-bab,dibuat dengan
mengkonbimasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic).
e.
Batas tepi (margin):
1)
Tepi atas : 4 cm
2)
Tepi bawah : 3 cm
3)
Tepi kiri : 4 cm
4)
Tepi kanan : 3 cm
f.
Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. indensi Tab dipakai pada baris pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan
untuk daftar pustaka.
g.
Spasi awal, bagian isi, dan bagian akhir :
1)
Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah halaman judul,
halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel daftar gambar dan daftar lampiran. Spasi
yang digunakan adalah:
a)
Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal.
b)
Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
c)
Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan menggunakan spasi tunggal.
d)
Daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran di susun dengan
menggunakan spasi tunggal.
2)
Bagian isi karya ilmiah meliputi BAB I sampai BAB V, disusun dengan
menggunakan spasi ganda.
3)
Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari daftar pustaka, yang daftar referensinya
memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antara referensi dengan spasi
ganda), dan lampiran yang ditulis dengan spasi tunggal atau disesuaikan dengan
bentuk/jenis lampiran.
h.
Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya
1)
Judul karya ilmiah dengan bab
Diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan
(kecuali yang berlaku umum seperti (PT., CV.) posisinya ditengah halaman, dan
tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualian adalah judul pada halaman persetujuan
seminar dan pengesahan skripsi (dengan huruf bisaa, di cetak tebal).
2)
Judul sub-bab
Diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri dengan
menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai
dengan huruf besar (Title case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa
diakhiri titik. Judul sub-bab di cetak dengan huruf tebal (bold).
3)
Judul sub sub-bab
Dimulai angka 1, 2, 3, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai
dengan huruf besar (Title case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa
diakhiri titik. Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
4)
Judul sub sub-sub bab
Dimulai dengan huruf a, b, c, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata
dimulai dengan huruf besar (Title case) kecuali kata penghubung dan kata depan,
tanpa diakhiri titik. Judul sub, sub-sub bab di cetak dengan huruf tebal-miring
(bold-italic).
5)
Judul sub sub-sub-sub bab
Dimulai mulai dengan angka 1), 2), 3) dst. (tanpa titik), dan judul sub
sub-sub-sub bab dimulai dengan huruf a), b), c), dst. (tanpa titik). Huruf
pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title case) kecuali kata
penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Dan sub sub-sub-sub bab dan
sub sub-sub-sub-sub-bab di cetak dengan huruf miring (italic).
6)
Judul sub-bab, sub sub-bab, dan sub sub-sub-bab, dan seterusnya (headings
hierarchy) perlu dibedakan dengan rincian poin-poin atau item-item (poin /item
hierarchy).
Penulisan headings hierarchy di mulai dari A, B, C, lalu 1, 2, 3,
kemudian a, b, c, dan seterusnya dibuat sejajar dengan batas tepi kiri
pengetikan (batas margin kiri). Isi atau teksnya (alenia, kalimat) juga dibuat
sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan dan awal kalimat dalam alenia baru
dibuat dengan indensi 1 cm). sementara penulisan points/items hierarchy tidak
sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas margin kiri), melainkan
mengikuti poin-poin/item-item di maksud atau posisinya disesuaikan dengan
memperhatikan estetika. Penggunaan angka atau huruf awal untuk poin-poin atau
item-item juga di sesuaikan (bisa di mulai 1,2,3, atau a,b,c).
7)
Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarki sub-judul (headings
hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-sub-sub-bab dan
seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan rincian
poin-poin atau item-item (point/items hierarchy).
i.
Bilangan dan satuan :
1)
Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak pada awal
kalimat yang harus dieja. Contoh :Umur mesin 10 tahun Sepuluh perusahaan besar
dan seterusnya.
2)
Bilangan decimal ditandai dengan koma (contoh : Rp 1.150,25)
3)
Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg, cm, dan
lain-lain).
4)
Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka, sedangkan pecahan yang
bergabung dengan bilangan bulat harus ditulis dengan huruf/dieja. Contoh : tiga
dua per tiga.
3. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman-
halaman awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya,
adalah sebagai berikut:
a.
Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan, halaman
pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar table,
daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan angka romawi
kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di tengah bagian bawah.
Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung.
b.
Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka
diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya). Nomor
halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuai bab baru yang tidak diisi
nomor halaman)
c.
Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang disajikan
menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman.[5]
1.
Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau
pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan orang yang terkenal, baik
terdapat dalam buku-buku maupun majalah. Menurut jenisnya, kutipan dapat
dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung (kutipan isi). Kutipan
langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi
kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Sebaliknya, kutipan tak
langsung adalah pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa
inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut.[6] Cara-cara mengutip:
a.
Kutipan
langsung yang tidak lebih dari empat baris
Sebuah kutipan yang panjangnya tidak
lebih dari empat baris ketikan, akan dimasukkan dalam teks dengan cara-cara
berikut:
(1)
kutipan itu diintegrasikan langsung
dengan teks;
(2)
jarak antara baris dengan baris dua
spasi;
(3)
kutipan itu diapit dengan tanda
kutip;
(4)
sesudah kutipan selesai, diberi
nomor urut penunjuk setengah spasi ke atas, atau
dalam ditempatkan nama singkat pengarang serta dalam kurung tahun terbit dan nomor halaman tempat terdapat
kutipan itu.
b.
Kutipan
langsung yang lebih dari empat baris
Bila sebuah kutipan terdiri dari
lima baris atau lebih, maka seluruh kutipan itu harus digarap sebagai berikut:
(1)
kutipan itu dipisahkan dari teks dalam
jarak 2,5 spasi;
(2)
jarak antara baris dengan baris
kutipan satu spasi;
(3)
kutipan itu boleh atau tidak diapit
dengan tanda kutip;
(4)
sesudah kutipan selesai diberi nomor
urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau
ditempatkan nama singkat pengarang serta dalam kurung tahun terbit dan nomor halaman tempat terdapat
kutipan itu;
(5)
seluruh kutipan itu dimasukkan ke
dalam 5 – 7 ketikan; bila kutipan itu dimulai dengan alenia baru, maka baris
pertama dan kutipan itu dimasukkan lagi 5 – 7 ketikan.
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan itu terdapat lagi
kutipan. Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara:
(1)
mempergunakan tanda kutip ganda [“.
. .”] bagi kutipan asli dan tanda kutip tunggal [‘. . .’] bagi kutipan dalam
kutipan itu, atau sebaliknya;
(2)
bagi kutipan asli tidak dipergunakan
tanda kutip, sedangkan kutipan dalam kutipan itu mempergunakan tanda kutip
ganda.
c.
Kutipan
tak langsung
Dalam kutipan tak langsung biasanya
inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan. Sebab itu kutipan itu tidak boleh
mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat
kutipan tak langsung:
(1)
kutipan itu diintegrasikan dengan
teks;
(2)
jarak antar baris dua spasi;
(3)
kutipan tidak diapit dengan tanda
kutip;
(4)
sesudah kutipan selesai diberi nomor
urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau
ditempatkan nama singkat pengarang dan dalam kurung tahun terbit dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan tersebut.
d.
Kutipan
pada catatan kaki
Kutipan pada catatan kaki selalu
ditetapkan dalam spasi rapat, biarpun kutipannya itu singkat saja. Demikian
juga kutipan itu selalu dimasukkan dalam tanda kutip, dan dikutip tepat seperti
teks aslinya.
e. Kutipan atas ucapan lisan
Sumber
ucapan-ucapan lisan dapat dimasukkan langsung dalam teks, dapat pula dimasukkan
dalam catatan kaki seandainya akan mengganggu jalannya teks itu sendiri.[7]
2.
Catatan kaki (Footnote)
Catatan
kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman yang
bersangkutan. Hubungan
antara catatan kaki dan teks yang dijelaskan itu biasanya dinyatakan dengan
nomor-nomor penunjukan yang sama, baik yang terdapat dalam teks maupun yang
terdapat dalam catatan kaki itu sendiri.[8]
Umpama contoh kutipan (1) diberi nomor (1), dan kutipan (2) diberi nomor
(2). Maka pada catatan kutipan itu berturut-turut disebutkan nama pengarangnya,
tahun terbitnya, judul bukunya, kota tempat terbitnya, nama penerbitnya, dan
halaman tempat kutipan diambil.
Wujud catatan untuk kutipan (1) dan (2) itu menjadi sebagai berikut.
[1] Anang Santosa, 2003, Bahasa Politik
Pasca Orde Baru, Jakarta: Wedatama Widya Sastra, hlm.25.
2 Harimurti Kridalaksana, 1989, Pembentukan
Kata dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia, hlm. 1.
3.
Daftar Pustaka
Setiap karangan
ilmiah harus dilengkapi dengan daftar pustaka atau daftar bibliografi yang
ditempatkan pada bagian akhir karangan. Isinya berupa daftar, yang disusun
secara alfabetis nama pengarang, judul atau nama buku, artikel, atau karangan
yang digunakan atau disebutkan pada karangan ilmiah itu.[9]
Komponen yang harus
ada pada daftar pustaka itu diantaranya nama pengarang, judul karangan atau
judul buku, kota tempat penerbitan, nama penertbit, dan tahun penerbitan.
1) Aturan penulisan nama pengarang adalah sebagai
berikut:
a. Nama pengarang diawali dengan nama
keluarga, nama marga atau nama kedua. Misalnya, nama Henry Guntur Tarigan
ditulis Tarigan, Henry Guntur, nama
James T. Collins ditulis Collins James
T.,
b. Nama gelar akademik dan gelar lain, seperti Profesor, Drs, Sarjana
Hukum, Haji ,dan
Hajjah, tidak perlu ditampilkan.
c. Buku atau karangan yang ditulis oleh dua
orang, nama kedua
orang tersebut ditulis, dengan
catatan hanya nama pertama yang di tulis menurut aturan (a), yang kedua tidak.
d. Kalau buku atau karangan itu di tulis
oleh tiga orang atau lebih maka hanya nama pertama di tulis, dan dengan mengikuti aturan (a), lalu di tambah singkatan dkk. (dan kawan
kawan).
e. Kalau buku tersebutdi susun oleh seorang
editor atau penyunting maka belakang namanya dituliskan dalam kurung singkatan
Ed (editor), atau peny
(penyunting).
2) Aturan mengenai judul buku atau judul
karangan:
a. Judul buku beserta anak judul (kalau ada)
seperti yang tertera pada cover atau halaman judul ditulis dengan huruf miring.
b. Judul karangan yang dimuat dalam sebuah
jurnal, surat
kabar, atau buku
kumpulan karangan diantara dua tanda petik. Lalu, nama buku, jurnal, atau surat kabarnya ditulis dengan huruf
miring.
c. Sumber yang berupa jurnal, surat kabar atau majalah harus di
sebutkan volume atau nomor dan tahun.
d. Sumber dari internet, harus juga disebutkan nama penulis, judul karangan, alamat dalam internetnya dan tanggal, waktu diunduh.
3) Atuan mengenai penulisan nama kota tempat
terbit:
a. Kota tempat terbit seperti yang biasanya
disebutkan pada halaman kulit bagian dalam.
b. Kalau ada dua kota terbit maka nama kedua
kota itu di sebutkan.
4) Aturan mengenai nama penerbit:
a. Nama penerbit seperti yang biasanya dicantumkan
pada halaman kulit atau pada halaman dalam kulit.
b. Andaikata nama penerbit lebih dari satu, maka dituliskan semuanya.
5) Aturan mengenai tahun terbit:
a. Tahun penerbitan seperti yang biasa dicantumkan
pada kulit buku atau halaman dalam kulit buku.
b. Andaikata buku tersebut sudah dicetak
ulang atau direvisi maka cantumkan tahun terbit buku yang digunakan.
c. Andaikata tidak ada tahun terbitnya maka
dituliskan tt (tanpa tahun terbit).
d. Andaikata dari seorang pengarang ada dua
karangan atau lebih maka di susun berdasarkan dari yang lebih dahulu terbit.
e. Andaikata dari seorang pengarang pada
tahun yang sama ada dua buah buku (karangan) atau lebih maka pada angka tahun
itu ditambahkan huruf a, b, c, d, dan seterusnya.[10]
E. Penulisan Tabel Dan
Gambar Karya Tulis Ilmiah
Karangan
ilmiah yang lengkap selain menganalisis data dengan seksama, juga mencantumkan
table yang merupakan gambaran nyata analisis masalah. Nama-nama tabel yang tercantum dalam karangan ilmiah itu
dimuat dalam daftar tabel
(jika ada).
1.
Tabel
Cara
penulisan daftar itu sebagai
berikut. Tajuk DAFTAR TABEL dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya, tanpa diberi tanda
baca apapun. Tajuk DAFTAR TABEL terletak ditengah-tengah kertas dan turun
seperempat bagian dari pinggir atas kertas. Nama-nama tabel itu diberi nomor
dengan angka Arab dan dituliskan drngan huruf capital pada semua awal katanya,
kecuali partikel seperti di, ke, dan, dari, yang, dan umtuk. Cara pembuatan dan penomoran
tabel:
a. Tabel disajikan
di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan. Garis
batas tabel tidak melampui batas tepi kertas. Kolom-kolom
disusun rapi sehingga mudah dibaca. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan
panjang kertas.
b. Jarak antara
baris dalam tabel adalah satu spasi.
Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris teks. Dalam hal
ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua spasi.
c. Di atas garis
batas tabel dituliskan nomor dan judul tabel, dengan ketentuan:
1)
Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih,
maka spasi yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak dua
spasi di atas garis batas atas tabel.
2)
Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir
teks. Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan nomor bab
tempat tabel itu dimuat, dan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab
itu.[11]
2.
Gambar
Pada
dasarnya yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik, peta, diagram, atau
foto. Cara menuliskannya sebagai
berikut. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas tersebut tidak
melampui batas tepi kertas. Di tengah-tengah kertas dituliskan tajuk DAFTAR
GRAFIK, DAFTAR BAGAN, atau DAFTAR SKEMA
dengan huruf kapital semua, tanpa diberi tanda baca apapun. Tajuk-tajuk ini pun
diletakkan di tengah-tengah kertas dan turun seperempat bagian dari pinggir
atas kertas (tujuh sentimeter). Berilah nomor urut grafik, bagan, atau skema
dengan angka Arab, 1, 2, 3, dan seterusnya, seperti Grafik 1, Bagan 2, atau
Skema 5 dengan diikuti nama masing-masing.[12]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa penulisan karya tulis ilmiah pada dasarnya
memuat ketentuan atau tata cara penulisan yang berlaku dalam penyusunannya,
yang meliputi penggunaan bahasa Indonesia
yang baku serta sesuai dengan EBI dan kaidah tata bahasa baku bahasa
Indonesia (TBBBI).
Sistematika
dan cara penyusunan karya ilmiah meliputi, bagian pembuka, yang terdiri dari
kulit luar, halaman judul, halaman pengesahan, halaman penerimaan, prakata,
dll. Selanjutnya bagian inti yang terdiri dari pendahuluan, analisis dan
pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Terakhir, bagian penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, dan indeks.
Format dan
penulisan karya ilmiah meliputi bahan dan ukuran kertas, pengetikan yang
membahas huruf tebal, huruf miring, margin, sela ketukan, spasi,
bilangan dan satuan, serta penulisan judul, bab dan sub-bab. Selanjutnya
membahas tentang penomoran halaman, seperti halaman awal, halaman judul bab,
halaman teks utama, dan lain sebagainya,
Penulisan
kutipan, footnote, dan daftar pustaka memiliki cara dan syarat yang
berbeda-beda. Kutipan berisi pinjaman kalimat atau pendapat dari
seseorang lain.
Footnote berisi keterangan-keterangan yang ditempatkan
pada kaki halaman dan dinyatakan
dengan nomor-nomor penunjukan. Sedangkan daftar pustaka adalah sumber atau rujukan seorang penulis dalam berkarya.
Tabel dan gambar
merupakan unsur pelengkap dalam karya ilmiah. Tabel berisi tentang gambaran
nyata analisis masalah. Sedangkan
gambar meliputi bagan, grafik, peta, diagram ataupun foto
yang mendukung .
Seorang mahasiswa harus bisa menulis karya tulis ilmiah. Karena di perguruan tinggi
mahasiswa dituntut untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah seperti laporan,
makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Oleh karenanya,
mahasiswa harus memahami bagaimana cara menulis karya ilmiah yang baik dan
sesuai dengan EBI, TBBBI, format dan aturan yang berlaku.
DAFTAR PUTAKA
Arifin,
Zaenal. 1998. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: PT
Grasindo.
Chair, Abdul.
2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Keras, Gorys.
1971. Komposisi. NTT: Nusa Indah.
Mustadi,
Ali. 2011. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Wibowo,
Rudi. 2016. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jember: UPT Penerbitan
Universitas Jember.
[1] James Arthur, dkk., Penulisan
Karya Ilmiah: Bagian I,Makalah, (Gowa: Universitas Hasanuddin, 2016)
[2] E.Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Penulisan Karangan
Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 1998), hlm. 35-64.
[3] E.Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah, (Jakarta:
PT Grasindo, 1998), hlm. 35-64.
[4] Ali Mustadi, Pedoman
Penulisan Karya Tulis Ilmiah,(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
2012), hlm. 2-6.
[5] Rudi Wibowo, dkk., Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: UPT Penerbitan Universitas Jember, 2016), hlm. 10-12.
[11] Ali Mustadi, Pedoman
Penulisan Karya Tulis Ilmiah,(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
2012), hlm. 2-6.
[12] E.Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Penulisan Karangan
Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 1998), hlm. 44-45.
No comments:
Post a Comment