Tuesday, 26 May 2020

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH


PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
.
.
.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah Subahanahu wa ta’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah karya tulis ilmiah, dengan judul ”Menulis Karya Tulis Ilmiah”.
Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini serta sumber-sumber yang diambil sebagai referensi. Makalah ini membahas mengenai tata cara penulisan karya tulis ilmiah yang meliputi sistematika, cara penyusunan, format penulisan, penulisan kutipan, footnote, dan daftar pustaka, serta tabel dan gambar dalam karya tulis ilmiah yang dikutip dari berbagai sumber terpercaya, seperti buku, jurnal, maupun tesis, dengan harap pembaca bisa lebih percaya dan yakin dengan penjabaran yang telah dipaparkan.
            Dengan segala hormat, sebagaimana manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, disadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karenanya, sangat diharapakan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan pada tugas-tugas selanjutnya. Terakhir, mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan baik kalimat maupun kata yang kurang berkenan.
            Demikian, semoga ada manfaat yang dapat diambil dari makalah ini.


Semarang, 10 Oktober 2019


            Penyusun




DAFTAR ISI












BAB I

PENDAHULUAN

Belakangan ini kasus plagiarisme semakin merebak. Orang-orang khususnya para pelajar dan mahasiswa berbondong-bondong meng-copy paste karya orang lain untuk dijadikan tugas atas namanya sendiri. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan etika berkarya, mencuri atau mengutip gagasan orang lain tanpa mencantumkan sumber merupakan pelanggaran hak cipta yang dapat merambat ke ranah hukum.
Menurut Anisah Hasan dalam jurnal “Fenomena Plagiarisme Mahasiswa” menyebutkan bahwa penyebab seseorang melakukan plagiarisme yaitu karena keterlenaan diri terhadap perkembangan teknologi informasi serta tingginya intensitas tugas perkuliahan sedang alokasi waktu yang tersedia sangat terbatas.
Pada hakikatnya penyebab seseorang melakukan plagiarisme bukan karena tidak mengetahui adanya perlindungan hak cipta. Tetapi karena minimnya budaya membaca yang mangakibatkan seseorang susah mendapatkan ide maupun referensi yang akan dijadikan bahan untuk berkarya. Selain itu juga karena kurangnya pemahaman akan cara menulis karya tulis ilmiah yang sesuai dengan aturan-aturan yang telah dikukuhkan pada format penulisan, EBI, dan TBBBI. Oleh karenanya untuk mengurangi tindak plagiarisme, dalam makalah ini akan disajikan mengenai tata cara penulisan karya tulis ilmiah yang baik dan benar dengan memperhatikan berbagai hal diantaranya sistematika dan cara penyusunan, format penulisan, kutipan, footnote, daftar pustaka, serta tabel dan gambar dalam karya tulis ilmiah.

1.    Apa saja tata cara penulisan karya tulis ilmiah?
2.    Bagaimana sistematika dan cara penyusunan karya tulis ilmiah?
3.    Bagaimana format penulisan karya tulis ilmiah?
4.    Bagaimana tata cara penulisan kutipan, footnote, dan daftar pustaka?
5.    Bagaimana pembuatan table dan gambar pada karya tulis ilmiah?
  
1.    Menjelaskan tata cara penulisan karya tulis ilmiah.
2.    Menguraikan sistematika dan cara penyusunan karya tulis ilmiah.
3.    Menjelaskan format penulisan karya tulis ilmiah.
4.    Menguraikan tata cara  penulisan kutipan, footnote, dan daftar pustaka.
5.    Menjabarkan cara pembuatan tabel dan gambar pada karya tulis ilmiah.



BAB II

PEMBAHASAN

 Penulisan karya tulis ilmiah pada dasarnya memuat ketentuan atau tata cara penulisan yang berlaku umum dalam penyusunan karya ilmiah. Agar lebih mudah dipahami, maka penulisan karya tulis ilmiah harus memperhatikan tata cara penulisan, sebagai berikut :[1]
1.      Dalam Bahasa Indonesia:
a.    Untuk kata serapan bahasa asing, dipergunakan cara  penulisan  kata serapan yang telah dibakukan.
b.    Penggunaan peristilahan di bidang computer mengikuti penggunaan istilah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.      Dalam Bahasa Asing:
Menggunakan kaidah tata bahasa (gramatikal) dalam bahasa asing yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum.

Sistematika karangan ilmiah adalah aturan meletakkan bagian-bagian karangan ilmiah, bagian mana yang harus didahulukan dan bagian mana pula yang harus dikemudiankan. Berikut adalah sistematika penyususnan karya tulis ilmiah:[2]
1.        Bagian Pembuka
a.    Kulit luar
Dalam menyajikan bagian-bagian yang terdapat pada kulit luar, dapat digunakan sistem simetris dan dapat pula digunakan sistem lurus.
(1)      Judul karangan ilmiah dan keterangannya
Judul karangan ilmiah dicantumkan sekitar 4 cm dari pinggir atas kertas, ditulis dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diakhiri tanda baca apapun. Jika terdapat anak judul, maka diantara judul dan anak judul dibubuhkan titik dua.
(2)   Maksud penyusunan
Maksud penyusunan karya ilmiah dicantumkan di bawah judul, yang ditulis dengan menggunakan huruf capital pada semua awal kata, kecuali kata tugas, seperti di, dalam, dan, bagi, untuk, dan dari. Isi pernyataan ini pun tidak diberi tanda baca apa-apa.
Nama penyusun dan nomor induk mahasiswa dicantumkan dibawah maksud penyusunan dengan didahului kata Oleh dengan huruf awal kapital. Kemudian, nama jurusan, fakultas, universitas atau sekolah tinggi tempat penyusunan dicantumkan dibawah identitas penyusun yang diikuti nama kota tempat penyusunan atau tahun penyusunan.
b.    Halaman Judul
Penulisan halaman judul harus sama persis dengan penulisan kulit luar. Intinya, yang tercantum dalam halaman judul merupakan turunan semua hal yang terdapat dalam kulit luar.
c.    Halaman Pengesahan (Jika Ada)
Halaman ini disediakan untuk mencantumkan nama-nama dosen pembimbing, nama ketua jurusan, dan nama dekan yang bertanggungjawab akan kesahihan karangan ilmiah. Dalam halaman pengesahan semua awal kata yang tercantum dituliskan dengan huruf kapital, kecuali kata tugas. Setelah kata Pembimbing dan kata Pembaca dibubuhkan tanda koma.
d.   Halaman Penerimaan (Jika Ada)
             Pada perguruan tinggi tertentu, setelah halaman pengesahan dicantumkan juga halaman penerimaan oleh panitia ujian sarjana muda/sarjana.
e.    Prakata
Prakata ditulis untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penulisan karangan ilmiah. Unsur-unsur yang dicantumkan dalam prakata hendaklah dibatasi pada;
(1) puji syukur kepada Tuhan,
(2) penjelasan tentang pelaksanaan penyusunan karangan ilmiah,
(3) informasi tentang arahan dan bantuan dari berbagai pihak,
(4) ucapan terimakasih kepada semua pihak,
(5) penyebutan nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyusunan, serta nama penyusunan karangan ilmiah.
f.     Daftar Tabel
Karangan ilmiah yang lengkap selain menganalisis data dengan seksama, juga mencantumkan table yang merupakan gambaran nyata analisis masalah. Nama-nama tabel yang tercantum dalam karangan ilmiah itu dimuat dalam daftar tabel (jika ada).
g.    Daftar Grafik, Bagan, atau Skema
Daftar grafik, daftar bagan, dan daftar skema itu dibuat jika dalam suatu karangan ilmiah terdapat lebih dari satu grafik, bagan, dan skema.
h.    Daftar Singkatan dan Lambang
Dalam karangan ilmiah, penulis dapat menggunakan singkatan atau lambing istilah atau nama sesuatu. Hal itu dilakukan agar isi karangan ilmiah terasa padat, efisien, dan efektif.
2.    Bagian Inti Karangan Ilmiah
Bab I Pendahuluan
a.    Latar belakang dan masalah
b.    Tujuan Pembahasan
c.    Ruang lingkup atau pembatasan masalah
d.   Anggapan dasar, hipotesis, dan kerangka teori
e.    Sumber data atau populasi dan sampel
f.     Metode dan teknik
Bab II Analisis atau Bab Pembahasan
Di dalam bab akan ini dilakukan analisis, sintetis pembahasan, interpretasi, jalan keluar, dan beberapa pengolahan data secara tuntas.
Bab III Simpulan dam Saran.
Bab ini berisi gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.
3.    Bagian Penutup
Berisi daftar pustaka, lampiran, dan indeks.[3]

Setiap karya tulis ilmiah memiliki pedoman penulisan masing-masing. Namun secara garis besar format penulisan karya tulis ilmiah sebagai berikut:[4]
1.      Bahan dan ukuran kertas
Bahan dan ukuran kertas yang di pakai dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut:
a.     Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
b.     Jenis kertas: HVS 80 gram.
c.     Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah di tentukan dengan lambang universitas tertentu).
2.      Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya tulis ilmiah di rinci sebagai berikut:
a.       Menggunakan software, pengolahan kata dengan flatform windows,seperti MS word, excel ,dan lain-lain, atau flatform Linux seperti Open Office, diperbolehkan asal boleh di baca Windows
b.      Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran font 12 kecuali untuk:
1)   Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halamn judul dalam (soft cover),yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan di cetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (di sesuaikan dengan panjang judul,lihat lampiran).
2)   Catatan kaki (footnotes),yang menggunakan font ukuran 10.
c.       Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab,sub-bab).
d.      Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah memberi penekanan,pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hierarkinya tidak setingkat),dan sejenisnya.Judul sub-bab sub-bab,dibuat dengan mengkonbimasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic).
e.       Batas tepi (margin):
1)   Tepi atas : 4 cm
2)   Tepi bawah : 3 cm
3)   Tepi kiri : 4 cm
4)   Tepi kanan : 3 cm
f.       Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. indensi Tab dipakai pada baris  pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
g.      Spasi awal, bagian isi, dan bagian akhir :
1)   Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan,              abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel daftar gambar dan daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
a)    Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal.
b)   Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
c)    Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis      dengan menggunakan spasi tunggal.
d)   Daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran di susun dengan menggunakan spasi tunggal.
2)   Bagian isi karya ilmiah meliputi BAB I sampai BAB V, disusun dengan menggunakan spasi ganda.
3)   Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari daftar pustaka, yang daftar referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antara referensi dengan spasi ganda), dan lampiran yang ditulis dengan spasi tunggal atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.
h.      Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya
1)   Judul karya ilmiah dengan bab
Diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti (PT., CV.) posisinya ditengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik. Perkecualian adalah judul pada halaman persetujuan seminar dan pengesahan skripsi (dengan huruf bisaa, di cetak tebal).
2)   Judul sub-bab
Diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab di cetak dengan huruf tebal (bold).
3)   Judul sub sub-bab
Dimulai angka 1, 2, 3, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub sub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
4)   Judul sub sub-sub bab
Dimulai dengan huruf a, b, c, dan seterusnya. Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub, sub-sub bab di cetak dengan huruf tebal-miring (bold-italic).
5)   Judul sub sub-sub-sub bab
Dimulai mulai dengan angka 1), 2), 3) dst. (tanpa titik), dan judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan huruf a), b), c), dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Dan sub sub-sub-sub bab dan sub sub-sub-sub-sub-bab di cetak dengan huruf miring (italic).
6)   Judul sub-bab, sub sub-bab, dan sub sub-sub-bab, dan seterusnya (headings hierarchy) perlu dibedakan dengan rincian poin-poin atau item-item (poin /item hierarchy).
Penulisan headings hierarchy di mulai dari A, B, C, lalu 1, 2, 3, kemudian a, b, c, dan seterusnya dibuat sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas margin kiri). Isi atau teksnya (alenia, kalimat) juga dibuat sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan dan awal kalimat dalam alenia baru dibuat dengan indensi 1 cm). sementara penulisan points/items hierarchy tidak sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas margin kiri), melainkan mengikuti poin-poin/item-item di maksud atau posisinya disesuaikan dengan memperhatikan estetika. Penggunaan angka atau huruf awal untuk poin-poin atau item-item juga di sesuaikan (bisa di mulai 1,2,3, atau a,b,c).
7)   Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarki sub-judul (headings hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan rincian poin-poin atau item-item (point/items hierarchy).
i.        Bilangan dan satuan :
1)   Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak pada awal kalimat yang harus dieja. Contoh :Umur mesin 10 tahun Sepuluh perusahaan besar dan seterusnya.
2)   Bilangan decimal ditandai dengan koma (contoh : Rp 1.150,25)
3)   Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg, cm, dan lain-lain).
4)   Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka, sedangkan pecahan yang bergabung dengan bilangan bulat harus ditulis dengan huruf/dieja. Contoh : tiga dua per tiga.
3.      Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman-
halaman awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya,
adalah sebagai berikut:
a.    Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di tengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung.
b.    Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka diberi nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya). Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuai bab baru yang tidak diisi nomor halaman)
c.    Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman.[5]

D.    Tata Cara Penulisan Kutipan, Footnote, Dan Daftar Pustaka                     
1.    Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan orang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah. Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung (kutipan isi). Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Sebaliknya, kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut.[6] Cara-cara mengutip:
a.       Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
Sebuah kutipan yang panjangnya tidak lebih dari empat baris ketikan, akan dimasukkan dalam teks dengan cara-cara berikut:
(1)     kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks;
(2)     jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3)     kutipan itu diapit dengan tanda kutip;
(4)     sesudah kutipan selesai, diberi nomor urut penunjuk setengah spasi ke atas, atau dalam ditempatkan nama singkat pengarang serta dalam kurung tahun terbit dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
b.      Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
Bila sebuah kutipan terdiri dari lima baris atau lebih, maka seluruh kutipan itu harus digarap sebagai berikut:
(1)     kutipan itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
(2)     jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
(3)     kutipan itu boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip;
(4)     sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau ditempatkan nama singkat pengarang serta dalam kurung tahun terbit dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;
(5)     seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan; bila kutipan itu dimulai dengan alenia baru, maka baris pertama dan kutipan itu dimasukkan lagi 5 – 7 ketikan.
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan itu terdapat lagi kutipan. Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara:
(1)     mempergunakan tanda kutip ganda [“. . .”] bagi kutipan asli dan tanda kutip tunggal [‘. . .’] bagi kutipan dalam kutipan itu, atau sebaliknya;
(2)     bagi kutipan asli tidak dipergunakan tanda kutip, sedangkan kutipan dalam kutipan itu mempergunakan tanda kutip ganda.
c.       Kutipan tak langsung
Dalam kutipan tak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan. Sebab itu kutipan itu tidak boleh mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung:
(1)     kutipan itu diintegrasikan dengan teks;
(2)     jarak antar baris dua spasi;
(3)     kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;
(4)     sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau ditempatkan nama singkat pengarang dan dalam kurung tahun terbit dan nomor halaman tempat terdapat kutipan tersebut.
d.      Kutipan pada catatan kaki
Kutipan pada catatan kaki selalu ditetapkan dalam spasi rapat, biarpun kutipannya itu singkat saja. Demikian juga kutipan itu selalu dimasukkan dalam tanda kutip, dan dikutip tepat seperti teks aslinya.
e.       Kutipan atas ucapan lisan
Sumber ucapan-ucapan lisan dapat dimasukkan langsung dalam teks, dapat pula dimasukkan dalam catatan kaki seandainya akan mengganggu jalannya teks itu sendiri.[7]

2.      Catatan kaki (Footnote)
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman yang bersangkutan. Hubungan antara catatan kaki dan teks yang dijelaskan itu biasanya dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukan yang sama, baik yang terdapat dalam teks maupun yang terdapat dalam catatan kaki itu sendiri.[8]
Umpama contoh kutipan (1) diberi nomor (1), dan kutipan (2) diberi nomor (2). Maka pada catatan kutipan itu berturut-turut disebutkan nama pengarangnya, tahun terbitnya, judul bukunya, kota tempat terbitnya, nama penerbitnya, dan halaman tempat kutipan diambil.
Wujud catatan untuk kutipan (1) dan (2) itu menjadi sebagai berikut.
[1] Anang Santosa, 2003, Bahasa Politik Pasca Orde Baru, Jakarta: Wedatama Widya Sastra, hlm.25.
2 Harimurti Kridalaksana, 1989, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia, hlm. 1.

3.      Daftar Pustaka
Setiap karangan ilmiah harus dilengkapi dengan daftar pustaka atau daftar bibliografi yang ditempatkan pada bagian akhir karangan. Isinya berupa daftar, yang disusun secara alfabetis nama pengarang, judul atau nama buku, artikel, atau karangan yang digunakan atau disebutkan pada karangan ilmiah itu.[9]
Komponen yang harus ada pada daftar pustaka itu diantaranya nama pengarang, judul karangan atau judul buku, kota tempat penerbitan, nama penertbit, dan tahun penerbitan.
1)      Aturan penulisan nama pengarang adalah sebagai berikut:
a.       Nama pengarang diawali dengan nama keluarga, nama marga atau nama kedua. Misalnya, nama Henry Guntur Tarigan ditulis Tarigan, Henry Guntur, nama James T. Collins ditulis Collins James T.,
b.      Nama gelar akademik dan gelar lain, seperti Profesor, Drs, Sarjana Hukum, Haji ,dan Hajjah, tidak perlu ditampilkan.
c.       Buku atau karangan yang ditulis oleh dua orang, nama kedua orang tersebut ditulis, dengan catatan hanya nama pertama yang di tulis menurut aturan (a), yang kedua tidak.
d.      Kalau buku atau karangan itu di tulis oleh tiga orang atau lebih maka hanya nama pertama di tulis, dan dengan mengikuti aturan (a), lalu di tambah singkatan dkk. (dan kawan kawan).
e.       Kalau buku tersebutdi susun oleh seorang editor atau penyunting maka belakang namanya dituliskan dalam kurung singkatan Ed (editor), atau peny (penyunting).
2)      Aturan mengenai judul buku atau judul karangan:
a.       Judul buku beserta anak judul (kalau ada) seperti yang tertera pada cover atau halaman judul ditulis dengan huruf miring.
b.      Judul karangan yang dimuat dalam sebuah jurnal, surat kabar, atau buku kumpulan karangan diantara dua tanda petik. Lalu, nama buku, jurnal, atau surat kabarnya ditulis dengan huruf miring.
c.       Sumber yang berupa jurnal, surat kabar atau majalah harus di sebutkan volume atau nomor dan tahun.
d.      Sumber dari internet, harus juga disebutkan nama penulis, judul karangan, alamat dalam internetnya dan tanggal, waktu diunduh.
3)      Atuan mengenai penulisan nama kota tempat terbit:
a.       Kota tempat terbit seperti yang biasanya disebutkan pada halaman kulit bagian dalam.
b.      Kalau ada dua kota terbit maka nama kedua kota itu di sebutkan.
4)      Aturan mengenai nama penerbit:
a.       Nama penerbit seperti yang biasanya dicantumkan pada halaman kulit atau pada halaman dalam kulit.
b.      Andaikata nama penerbit lebih dari satu, maka dituliskan semuanya.
5)      Aturan mengenai tahun terbit:
a.       Tahun penerbitan seperti yang biasa dicantumkan pada kulit buku atau halaman dalam kulit buku.
b.      Andaikata buku tersebut sudah dicetak ulang atau direvisi maka cantumkan tahun terbit buku yang digunakan.
c.       Andaikata tidak ada tahun terbitnya maka dituliskan tt (tanpa tahun terbit).
d.      Andaikata dari seorang pengarang ada dua karangan atau lebih maka di susun berdasarkan dari yang lebih dahulu terbit.
e.       Andaikata dari seorang pengarang pada tahun yang sama ada dua buah buku (karangan) atau lebih maka pada angka tahun itu ditambahkan huruf a, b, c, d, dan seterusnya.[10]

E.  Penulisan Tabel Dan Gambar Karya Tulis Ilmiah
Karangan ilmiah yang lengkap selain menganalisis data dengan seksama, juga mencantumkan table yang merupakan gambaran nyata analisis masalah. Nama-nama tabel yang tercantum dalam karangan ilmiah itu dimuat dalam daftar tabel (jika ada).
1.    Tabel
Cara penulisan daftar itu sebagai berikut. Tajuk DAFTAR TABEL dituliskan dengan huruf kapital seluruhnya, tanpa diberi tanda baca apapun. Tajuk DAFTAR TABEL terletak ditengah-tengah kertas dan turun seperempat bagian dari pinggir atas kertas. Nama-nama tabel itu diberi nomor dengan angka Arab dan dituliskan drngan huruf capital pada semua awal katanya, kecuali partikel seperti di, ke, dan, dari, yang, dan umtuk. Cara pembuatan dan penomoran tabel:
a.    Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan. Garis batas tabel tidak melampui batas tepi kertas. Kolom-kolom disusun rapi sehingga mudah dibaca. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas.
b.    Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris teks. Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua spasi.
c.    Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul tabel, dengan ketentuan:
1)   Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi yang digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.
2)   Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat tabel itu dimuat, dan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.[11]

2.    Gambar
Pada dasarnya yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik, peta, diagram, atau foto.  Cara menuliskannya sebagai berikut. Garis batas gambar diletakkan sedemikian  rupa sehingga garis batas tersebut tidak melampui batas tepi kertas. Di tengah-tengah kertas dituliskan tajuk DAFTAR GRAFIK, DAFTAR BAGAN, atau  DAFTAR SKEMA dengan huruf kapital semua, tanpa diberi tanda baca apapun. Tajuk-tajuk ini pun diletakkan di tengah-tengah kertas dan turun seperempat bagian dari pinggir atas kertas (tujuh sentimeter). Berilah nomor urut grafik, bagan, atau skema dengan angka Arab, 1, 2, 3, dan seterusnya, seperti Grafik 1, Bagan 2, atau Skema 5 dengan diikuti nama masing-masing.[12]


BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

            Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan  bahwa  penulisan karya tulis ilmiah pada dasarnya memuat ketentuan atau tata cara penulisan yang berlaku dalam penyusunannya, yang meliputi penggunaan bahasa Indonesia  yang baku serta sesuai dengan EBI dan kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia (TBBBI).
            Sistematika dan cara penyusunan karya ilmiah meliputi, bagian pembuka, yang terdiri dari kulit luar, halaman judul, halaman pengesahan, halaman penerimaan, prakata, dll. Selanjutnya bagian inti yang terdiri dari pendahuluan, analisis dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Terakhir, bagian penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, dan indeks.
            Format dan penulisan karya ilmiah meliputi bahan dan ukuran kertas, pengetikan yang membahas huruf tebal, huruf miring, margin, sela ketukan, spasi, bilangan dan satuan, serta penulisan judul, bab dan sub-bab. Selanjutnya membahas tentang penomoran halaman, seperti halaman awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya,
            Penulisan kutipan, footnote, dan daftar pustaka memiliki cara dan syarat yang berbeda-beda. Kutipan  berisi pinjaman kalimat atau pendapat dari seseorang lain. Footnote berisi keterangan-keterangan yang ditempatkan pada kaki halaman dan dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukan. Sedangkan daftar pustaka adalah sumber atau rujukan seorang penulis dalam berkarya.
       Tabel dan gambar merupakan unsur pelengkap dalam karya ilmiah. Tabel berisi tentang gambaran nyata analisis masalah. Sedangkan gambar meliputi bagan, grafik, peta, diagram ataupun foto yang mendukung .

Seorang mahasiswa harus bisa menulis karya tulis ilmiah. Karena di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah seperti laporan, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Oleh karenanya, mahasiswa harus memahami bagaimana cara menulis karya ilmiah yang baik dan sesuai dengan EBI, TBBBI, format dan aturan yang berlaku.



DAFTAR PUTAKA


Arifin, Zaenal. 1998. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: PT Grasindo.
Chair, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Keras, Gorys. 1971. Komposisi.  NTT: Nusa Indah.
Mustadi, Ali. 2011. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Wibowo, Rudi. 2016. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jember: UPT Penerbitan Universitas Jember.




[1] James Arthur, dkk., Penulisan Karya Ilmiah: Bagian I,Makalah, (Gowa: Universitas Hasanuddin, 2016)
[2] E.Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 1998), hlm. 35-64.
[3] E.Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 1998), hlm. 35-64.
[4] Ali Mustadi, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah,(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), hlm. 2-6.
[5] Rudi Wibowo, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: UPT Penerbitan Universitas Jember,  2016), hlm. 10-12.
[6] Abdul Chair, Ragam Bahasa Ilmiah , (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm. 192.
[7] Gorys Keraf,  komoposisi, ( NTT: Nusa Indah, 1971), hlm. 184-189.
[8] Op. cit., hlm.193.
[9]  Abdul Chair,  Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011),  hlm. 194.
[10] Abdul Chair,  Ragam Bahasa Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011),  hlm. 195.
[11] Ali Mustadi, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah,(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), hlm. 2-6.
[12] E.Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah, (Jakarta: PT Grasindo, 1998), hlm. 44-45.

No comments:

Post a Comment

MASA KELAHIRAN DAN SILSILAH KELUARGA NABI MUHAMMAD SAW

MASA KELAHIRAN DAN SILSILAH KELUARGA NABI MUHAMMAD SAW . . . KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan keh...