Tuesday, 26 May 2020

ILMU TAUHID ; DEFINISI, NAMA LAIN DAN RUANG LINGKUP


ILMU TAUHID
DEFINISI, NAMA LAIN DAN RUANG LINGKUP
 .
.
.

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
            Ilmu tauhid merupakan ilmu yang mempelajari tentang prinsip-prinsip dasar keimanan kepada Allah. Tauhid merupakan landasan Islam yang paling penting. Seseorang yang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat. Sedangkan seseorang yang tidak benar tauhidnya, maka dia akan jatuh dalam kesyirikan dan membawa kecelakaan di dunia serta kekekalan dalam azab neraka.
            Tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur, dan mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya, serta meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya.
            Ilmu tauhid membicarakan tentang cara-cara menetapkan akidah agama dengan mempergunakan dalili-dalil yang menyakinkan, baik dalil-dalil itu merupakan dalil naqli, dalil aqli, ataupun dalil wijdani (perasaan halus).[1]
            Mempelajari ilmu tauhid bagi mahasiswa diharapkan mampu menjadikan mahasiswa pribadi yang lebih mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya, menjadikannya lebih mencintai Allah dari pada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah, serta selalu mengingat Allah dalam setiap langkah hidupnya.
            Tauhid merupakan hal pokok yang harus dilakukan bagi setiap ummat manusia. Hal ini dikarenakan, ilmu tauhid merupakan hal yang paling pokok diatas hal-hal penting lainnya. Pembahasan yang paling menonjol dalam ilmu tauhid menyangkut pada pokok keesaan Allah yang merupakan asas pokok agama Islam itu sendiri.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Ilmu Tauhid?
2.      Apa saja nama lain Ilmu Tauhid?
3.      Apa saja ruang lingkup pembahasan Ilmu Tauhid!

C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi Ilmu Tauhid
2.      Untuk mengetahui nama lain Ilmu Tauhid
3.      Untuk mengetahui ruang lingkup pembahasan Ilmu Tauhid



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Ilmu Tauhid
            Tauhid (توحيد) secara bahasa berasal dari bahasa Arab dari akar kata wahhada-yuwahhidu-tauhidan yang artinya “menyatukan”, menganggap sesuatu sebagai satu”, atau “mengesakan”. Adapun pengertian tauhid secara istilah adalah mengesakan Allah, menyakini keesaan Allah dalam rubbubiyah-Nya, ikhlas beribadah kepada-Nya, serta menetapkan bagi-Nya nama-nama dan sifat-sifat kesempurnan-Nya.[2]
            Tauhid secara garis besar adalah menyendirikan Allah dalam masalah ibadah (hal pengabdian dan penyembahan hamba) sebagaimana yang telah disyari’atkan kepada Rasul Allah Muhammad SAW, dan meniadakan ibadah (penghambaan) kepada selain-Nya.[3]
            Inti ajaran Tauhid dalam Islam tersimpul dalam sebuah kalimat: لااله الاالله “Tiada Tuhan selain Allah”. Jadi arti tauhid menurut istilah Islam adalah “penolakan terhadap segala sesuatu dan menetapkan keesaan sesuatu” yaitu menolak segala sesuatu untuk dijadikan tuhan dan menetapkan hanya Allah satu-satunya yang harus dipertuhankan.
            Makna kata tauhid dalam kajian ilmu tauhid dibedakan menjadi dua yakni umum dan khusus. Tauhid dalam makna umum dipahami sebagai bentuk kepercayaan kepada tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan tauhid dalam makna khusus adalah tidak hanya menjelaskan kepercayaan saja melainkan juga penegasan terhadap makna keesaan tuhan dalam konsep maupun praktis. Sebagai umat islam bertauhid adalah suatu hal yang mutlak. Tauhid bisa dikatakan sebagai identitas umat Islam atau model utama seseorang dikatakan muslim. Dengan bertauhid artinya kita mengakui bahwa tiada tuhan atau sesembahan selain Allah SWT.
            Ilmu tauhid adalah ilmu yang mempelajari tentang prinsip-prinsip dasar keimanan kepada Allah.[4] Yaitu, membicarakan tentang cara-cara menetapkan akidah agama dengan mempergunakan dalil-dalil yang menyakinkan, baik dalil-dalil itu merupakan dalil naqli, dalil aqli, ataupun dalil wijdani (perasaan halus). Dalil-dalil yang menyakinkan ialah: “Dalil-dalil yang menimbulkan keyakinan kepada madhul-nya; karena dalil-dalil itu, berdasar beberapa pendahuluan yang mudah ditangkap akal, tanpa memerlukan pemikiran”.[5]
            Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid, karena pembahasannya yang paling menonjol adalah asas pokok ajaran Islam.[6] Abd-al-Rahman al-Jaziri mengatakan, “Adapun dinamainya dengan Ilmu Tauhid dan sifat-sifat karena pembahasan tentang ketauhidan Allah (peng-Esaan Allah) serta sifat-sifat-Nya, seperti Qodrat, Irodat, dan sebagainya dari sifat-sifat ma’ani adalah pembahasan yaang paling masyhur didalamnya”.[7]

B.     Nama Lain Ilmu Tauhid
            Tauhid merupakan suatu paham akidah yang mempercayai bahwa satu-satunya tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah SWT.
Adapun nama lain dari ilmu tauhid adalah,
1.      Ilmu Kalam
Oleh para ulama Kalam (mutakallimin), ilmu ini dinamakan juga ilmu kalam, karena:
a.       Masalah-masalah yang diperselisihkan menyangkut firman Allah (kalamullah) yaitu Al-Qur’an; Apakah dia qadim atau baharu, apakah azali atau non azali.
b.      Substansi ilmu ini merupakan teori-teori (kalam); tak ada diantaranya yang diwujudkan ke dalam kenyataan atau diamalkan secara fisik.[8]
2.      Ilmu Akidah
            Dinamakan dengan ilmu Akidah (aqa’id) karena tujuan utama dari pembahasan ilmu ini adalah agar kita dapat mengikatkan seluruh pikiran, perasaan, dan aktivitas hidup hanya kepada Allah semata. Arti kata akidah sendiri adalah “ikatan”, sedangkan secara istilah Aqidah maksudnya adalah “Apa yang menjadi ikatan hati dan perbuatan”.
3.      Ilmu Ma’rifat
            Dinamakan ilmu ma’rifat karena tujuan utama dari pembahasan ilmu ini adalah untuk mengenal Allah (Ma’rifat al-Allah). Dengan mempelajari ilmu ini manusia akan mengenal (ma’rifat) dirinya, asal kejadiannya, tujuan penciptaanya, mengetahui apa yang harus dilakukannya, dan mengetahui akhir perjalanan hidupnya.
4.      Ilmu Fiqh al-Akbar
            Dinamakan Fiqh al-Akbar dimaksudkan sebagai perbandingan atau perimbangan terhadap ilmu hukum-hukum islam (muamalah) yang merupakan Furu’ (cabang dari akidah), diberi nama fiqh al-Asghar. Maka ilmu yang membicarakan dasaarnya (masalah ketuhanan) diberi nama Fiqh al-Akbar.[9]
5.      Ilmu Usluhuddin
            Dinamakan ilmu ushuluddin karena ilmu ini membicarakan pokok-pokok agama, ajaran dasar suatu agama Islam. Ushul artinya “asal atau dasar” dan ad-Din artinya “agama”. Jadi ushuluddin artinya ajaran dasar agama atau pokok agama. Ilmu usluhuddin adalah ilmu yang mempelajari tentang prinsip-prinsip dasar agama. Kemudian dinamakannya ilmu Tauhid dengan ushuluddin, karena pada intinya ia membahas tentang keesaan Allah. Menurut Abd-al-Rahman al-Jaziri dinyatakan “Adapun dinamainya dia dengan ilmu Usluhuddin karena ilmu tauhid menjadi tiang tegaknya ketetapan adanya zat pencipta dan keadaanya yang wajib adanya, yang Maha Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Alim, pengutus para rosul-rosul pemberita kebenaran yang demikian itu”.[10]
6.      Ilmu Theology Islam
            Ilmu tauhid dinamakan ”Theology Islam” karena ilmu ini membicarakan  tentang tuhan dan cara bertuhan menurut ajaran Islam. Theology berasal dari kata theos yang artinya ”tuhan” dan logos yang artinya “ilmu”. Jadi theology Islam adalah ilmu yang membahas tentang ketuhanan atau akidah Islam.[11]

C.  Ruang Lingkup Ilmu Tauhid
                      Pembahasan Ilmu Tauhid meliputi pembelajaran tentang hal-hal yaang wajib kita tetapkan bagi Allah, baik itu yang berupa sifat kemuliaan yang dimiliki-Nya maupun sifat  mustahil yang tidak layak disandang oleh-Nya. Selain itu, bahasan Ilmu Tauhid juga mencakup hal-hal yang wajib kita tetapkan bagi para Nabi dan Rasul dan hal-hal yang mustahil ada pada mereka. Ilmu Tauhid juga mencakup hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan Iman, baik Iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya yang suci, kitab-kitab yang diturunkan-Nya, hari akhir (kebangkitan dan pembalasan), serta qadha dan qadar.[12]
          Menurut Hasan al-Banna ruang lingkup pembahasan ilmu tauhid meliputi;
1.    Ilahiyat
               Pembahasan dalam ilmu tauhid tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Illah (tuhan, Allah SWT), seperti wujud, nama-nama, sifat-sifat, perbuatan Allah, dan sebagainya.
2.      Nubuwat
                          Pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul. Termasuk pembahasan mengenai kitab-kitab Allah, mu’jizat, dan hal-hal yang bertalian baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tugas dan misi kenabian.
3.      Ruhaniyat
                          Pembahasan tentang segala seuatu yang bertalian dengan alam metafisik atau alam ghaib seperti alam jin, malaikat, iblis, setan, roh, dan sebagainya.
4.      Sam’iyat
                             Pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya dapat diketahui lewat sam’i atau dari pemberitaan dalil naqli, baik dari al-Qur’an maupun al-Hadits seperti alam barzah, surga neraka, alam akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan hal lain yang sifatnya hanya merupakan pengabaran dari “wahyu” melalui kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para nabi dan rasul.

              Dalam konteks yang lain, ruang lingkup tauhid dapat juga mengikuti sistematika rukun iman. Ruang lingkup ilmu tauhid berdasarkan sistematika rukun iman, yaitu tentang ketuhanan, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi dan rasul, hari akhir, serta qadha dan qodar.[13]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Ilmu tauhid adalah ilmu yang mempelajari tentang prinsip-prinsip dasar keimanan kepada Allah. Tauhid merupakan suatu paham akidah yang mempercayai bahwa satu-satunya tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah SWT.
            Nama lain dari ilmu tauhid adalah ilmu kalam, ilmu akidah, lmu ma’rifat, ilmu fiqh al-Akbar, ilmu ushuluddin, dan theology Islam.
            Ruang lingkup pembahasan Ilmu Tauhid meliputi, Illahiyat, nubuwat, ruhaniyat, dan sam’iyat. Selain itu ruang lingkup tauhid juga dapat mengikuti sistematika rukun iman, yaitu tentang ketuhanan, malaikat, kitab-kitab, nabi dan rasul, hari akhir, serta qadha dan qodar.

B.     Saran
         Memahami agama itu sangatlah penting, terutama Ilmu Tauhid. Mengerti agama dengan memahami arti tauhid dapat menjaga kita untuk tetap berada dalam golongan orang-orang mukmin. Mempertahankan keyakinan bukan suatu hal yang mudah, oleh karenanya kita harus terus belajar untuk memaknai makna Tauhid yang sebenaarnya supaya kita terhindar dari benih-benih kesyirikan.



DAFTAR PUSTAKA
Abuddin, dkk. 2005. Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Adnani, dkk. 2008. Buku Pintar Akidah, Panduan Memahami Akidah Ahlussunnaah sesuai dengan Pemahaman Para Salaf. Jakarta: Ar-Risalah.
Aripin. 2009. Pengajaran Ilmu Tauhid di Pondok Pesantren [tesis], Semarang: UIN Walisongo.
Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. 2001. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid / Kalam, Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Muhaimin. 1999. Ilmu Kalam Sejarah dan Aliran-Aliran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purba, Hadis dkk. 2016. Theologi Islam Ilmu Tauhid. Medan: Perdana Publishing.



                [1] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid / Kalam, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2001), hlm. 1.
                [2] Adnani, dkk., Buku Pintar Akidah: Panduan Praktis Memahami AkidahAhlus Sunnah sesuai dengan Pemahaman para Salaf, (Jakarta: Ar-Risalah, 2008), hlm. 198.
                [3] Ibnu Muhammad Hamid, Fath Allah al-Hamid al-Majid fi syarh kitab at-Tauhid, (Riyad Arab Saudi: Daar al-Muayyad, 1996), hlm. 28-30.
                [4] Abuddin Nata, dkk., Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 26.
                [5] Ibnu Hazm, Al-Fishal syarahAl-Maqashi, hlm. 42.
                [6] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid  / Kalam, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1999), hlm. 1.
                [7] Tauhid al-Aqaid, hlm. 9.
                [8] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid  / Kalam, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1999), hlm. 2.
                [9] Hadis Purba, dkk., Theologi Islam Ilmu Tauhid, (Medan: Perdana Publishing, 2016), hlm. 4-5.
                [10] Ibid, hlm. 10.
                [11] Muhaimin, Ilmu Kalam Sejarah dan Airan-Aliran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 2-3.
                [12] Syaikh Abdurrazaq ‘Afifi, Mudzakarah at-Tauhid, (Beirut: Al-Maktab al-Islamiy, 1403 H), hlm. 3.
   [13] Aripin, Pengajaran Ilmu Tauhid di Pondok Pesantren (Tesis), (Semarang: UIN Walisongo, 2009), hlm. 32-33.

No comments:

Post a Comment

MASA KELAHIRAN DAN SILSILAH KELUARGA NABI MUHAMMAD SAW

MASA KELAHIRAN DAN SILSILAH KELUARGA NABI MUHAMMAD SAW . . . KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan keh...