Laporan Praktikum Kimia
INDIKATOR ASAM-BASA
INDIKATOR ASAM-BASA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun mampu
menyelesaikan laporan praktikum kimia ini, yang berjudul “Indikator Alami dan
Sintetis Asam Basa”. Penyusun berharap laporan ini dapat membantu proses
pembelajaraan, guna menambah wawasan dan pengetahuan yang luas.
Penyusun
mengucapakan terima kasih kepada :
1)
Bapak
Drs.Yuwana M.Kom
Selaku kepala
sekolah SMA Negeri 2 Semarang.
2)
Ibu
Murni Handayani
Selaku guru mapel
kimia kelas XI IA-7
3)
Orang
tua
Selaku pihak
yang membantu dan memberi dukungan baik material maupun spiritual dalam
penyusunan laporan ini.
4)
Pihak-pihak
lain yang bersangkutan dalam membantu penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat dan
mampu menumbuhkan daya tarik membaca. Penyusun mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak untuk memperbaiki laporan-laporan selanjutnya. Apabila ada
tutur kata yang kurang berkenan, penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semarang,
8 Januari 2018
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran Kimia, tentunya juga kita
berkecimung dalam teori dan penerapan asam dan basa. Dimana asam dan basa ini
selalu berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Asam merupakan sesuatu
zat yang penting dalam kehidupan kita. Banyak kejadian di sekitar kita, bahkan
di dalam tubuh kita yang melibatkan zat asam, baik melepas maupun memerlukan.
Proses pencernaan dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan asam dan
basa.
Dalam
praktikum yang telah kita lakukan, kita meneliti kandungan asam dan basa yang
ada dalam bunga, buah, sayur, dan umbi serta zat-zat kimia yang diperkirakan
mengandung asam dan basa menggunakan indikator kertas lakmus, pH meter,
larutan jeruk dan larutan kapur sirih. Zat Asam adalah suatu zat yang mempunyai
indikator pH < 7 dan mempunyai rasa masam. Sedangkan zat Basa adalah suatu
zat yang mempunyai indikator pH > 7 dan mempunyai rasa yang pahit.
1.2 Tujuan Praktikum
1.
Mengenal
indikator asam basa di laboratorium
2.
Menganalisa
bahan alami yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa.
1.3 Manfaat Praktikum
1.
Mengetahui
indikator asam basa di laboratorium
2.
Mengetahui
bahan alami yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa
1.4 Landasan Teori
Indikator adalah suatu zat
penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa, atau netral melampirkan
beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu, kegunaan indikator
ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan. Disamping itu juga
digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapa senyawa organik dan senyawa anorganik.
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H
(untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi
zat tersebut.
Asam secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton(ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau dapat
menerima pasangan electron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1. Masam ketika dilarutkan dalam air.
2. Asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat
merusak kulit, teruma bila asamnya asam pekat.
3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam,
yaitu korosif terhadap logam.
4. Asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan
cairan elektrolit (Dapat menghantarkan arus listrik)
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan
basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam
menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa
mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke
dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut
reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa
hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam
air.
Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:
1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik
Indikator asam dan basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah
indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator
asam-basa buatan dan indikator asam-basa alami.
1. Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di
laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas
lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas
yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah
dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah
sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas
lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang
berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke
dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya
dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. kertas
lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru , karena orchein
merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-). Kertas
lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus
biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya
menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila
kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya
akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana
asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat
basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.
2. Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam
larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam
pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa
bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya
kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam
larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna
merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.
BAB II
ISI
Percobaan Tentang Indikator Asam Basa
2.1 Alat
Dan Bahan
Alat
:
1.
Plat
tetes
2.
Mortar
dan alu
3.
Pengaduk
4.
Pipet
5.
Cutter
6.
Gelas
kimia
7.
pH
meter
Bahan
:
1.
Perasan
jeruk nipis
2.
Air
kapur sirih
3.
Kunyit
4.
Bunga
sepatu
5.
Wortel
6.
Tomat
7.
Bunga
pukul empat
8.
Air
9.
HCl
10.
NaOH
11.
Kertas
lakmus merah dan biru
12.
Metil
orange
13.
Penolptalein
14.
Bromtimol
Blue
15.
Metil
red
16.
Kertas
indikator universal
2.2 Prosedur Kerja
Percobaan
1
Menguji
indikator sintetis
1.
Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Ambillah
metil orange menggunakan pipet.
3.
Masukkan
2-3 tetes metil orange ke dalam dua lubang plat tetes.
4.
Pada
lubang yang pertama masukkan larutan HCl sebanyak 2 tetes, sedangkan pada
lubang yang kedua masukkan larutan NaOH sebanyak 2 tetes.
5.
Ulangi
langakah nomer 2, 3, dan 4 untuk penolptalein, brom timol blue, dan metil red.
6.
Ambil
kertas lakmus merah dan biru yang masing-masing berjumlah 2 buah.
7.
Letakkan
kertas lakmus merah dan biru pada setiap
lubang plat tetes yang berbeda (1 lakmus = 1 lubang).
8.
Pada
lubang yang pertama masukkan larutan HCl sebanyak 2 tetes, sedangkan pada
lubang yang kedua masukkan larutan NaOH sebanyak 2 tetes.
9.
Selanjutnya,
Ambilah 2 kertas indikator universal.
10.
Teteskan
1 kertas indikator universal dengan 1 tetes HCl. Saat menetesi pastikan kertas
indikator universal berada diatas plat tetes, supaya cairan HCl tidak tercecer.
11.
Teteskan
1 kertas indikator universal lainnya dengan 1 tetes NaOH.
12.
Amati
perubahan warna yang terjadi pada masing-masing indikator
13.
Catatlah
hasil pengamatan anda.
Percobaan
2
Menguji
indikator alami
1.
Siapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Buatlah
ekstrak indikator alami yang akan digunakan.
1.
Kupaslah
kunyit.
2.
Potonglah
kunyit menjadi kecil-kecil, lalu masukkan ke dalam mortar.
3.
Tumbuklah
kunyit menggunakan alu dan tambahkan 1 ml air.
4.
Ambil
ekstrak kunyit menggunakan pipet
5.
Masukkan
2-3 tetes ekstrak kunyit kedalam 2 lubang plat tetes.
3.
Masukkan
2 tetes air perasan jeruk ke dalam ekstrak kunyit lubang pertama
4.
Masukkan
2 tetes air kapur sirih ke dalam ekstrak kunyit pada lubang kedua.
5.
Ulangi
langkah 2, 3 dan 4 untuk bunga sepatu, bunga pukul empat, tomat, dan wortel.
6.
Amati
perubahan warna yang terjadi pada masing-masing indikator.
7.
Catatlah
hasil pengamatan anda.
2.3
Data Pengamatan
Percobaan 1
1.
Indikator sintetis
No.
|
Nama
Indikator
|
Warna
Indikator
|
Warna
Indikator Setelah Ditetesi
|
Keterangan
|
|
HCl
|
NaOH
|
||||
1
|
Metil Orange
|
Orange
|
Merah
|
Orange
|
-
|
2
|
Phenolptalein
|
Tak berwarna
|
Tak berwarna
|
Ungu
|
-
|
3
|
Brom Timol
Blue
|
Orange
|
Kuning
|
Biru
|
-
|
4
|
Metil Red
|
Merah
|
Merah
|
Kuning
|
-
|
5
|
Kertas pH
meter
|
-
|
1
|
14
|
-
|
6
|
Lakmus Merah
|
Merah
|
Merah
|
Biru
|
-
|
7
|
Lakmus Biru
|
Biru
|
Merah
|
Biru
|
-
|
Percobaan
2
2.
Indikator alami
No.
|
Nama Bahan
|
Warna Ekstrak
|
Warna Ekstrak
Setelah Ditetesi
|
Keterangan
Indikator
|
|
Air Jeruk
|
Air Kapur
|
||||
1
|
Bunga Sepatu
|
Ungu
|
Merah
|
Hijau
|
Baik
|
2
|
Tomat
|
Orange
|
Putih Tulang
|
Orange
|
Tidak baik
|
3
|
Kunyit
|
Kuning
|
Kuning
|
Merah Bata
|
Baik
|
4
|
Wortel
|
Orange
|
Orange Susu
|
Orange
|
Tidak baik
|
5
|
Bunga Pukul
Empat
|
Ungu
|
Ungu
|
Hijau tua
|
Baik
|
2.4 Pembahasan
Cara untuk menentukan sifat asam dan
basa dapat diketahui dengan melakukan berbagai pembuktian diantaranya dengan
menggunakan :
Indikator
sintetis
1.) Metil orange, phenolptalein, brom timol blue, dan metil red.
2.)
Indikator
universal, yaitu dengan melihat perubahan warna yang terjadi untuk menentukan
pH
3.)
Kertas
lakmus, yaitu jika kertas lakmus merah dalam larutan basa maka akan berubah
menjadi biru. Sedangkan jika kertas lakmus biru dalam larutan yang bersifat
asam maka akan berubah menjadi merah.
Indikator alami
1.)
Bunga
sepatu
2.)
Tomat
3.)
Kunyit
4.)
Wortel
5.)
Bunga
pukul empat, dll
A.
Pembahasan
percobaan 1
Indikator
sintesis
Pada percobaan pertama, kami menguji
indikator sintetis. Indikator sintetis adalah indikator siap pakai
yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Indikator
pertama yang kami gunakan adalah Metil Orange. Warna awal indikator
Metil Orange adalah orange. Namun setelah ditetesi dengan larutan HCl warna
Metil Orange menjadi merah. Sedangkan jika ditetesi larutan NaOH warna metil
orange tetap (tidak berubah).
Indikator kedua yang kami gunakan adalah Phenolptalein,
yaitu suatu larutan yang tidak berwarna. Saat phenolptalein ditetesi dengan
larutan HCl warnanya tetap (tidak berubah). Sedangkan saat ditetesi NaOH warna
phenolptalein menjadi ungu.
Indikator ketiga yang kami gunakan adalah Brom
Timol Blue dengan warna awal yaitu orange. Saat brom timol blue ditetesi
dengan larutan HCl warnanya berubah menjadi kuning. Sedangkan saat ditetesi
dengan larutan NaOH warnanya berubah menjadi Biru.
Indikator keempat yang kami gunakan adalah Metil
Red dengan warna awal yaitu merah. Saat metil red ditetesi dengan larutan
HCl warnanya tetap (tidak berubah). Sedangkan saat ditetesi dengan larutan NaOH
warnanya berubah menjadi kuning.
Berdasarkan percobaan uji larutan HCl dan NaOH dengan
indikator metil orange, phenolptalein, brom timol blue, dan metil red. Kami
menyimpulkan bahwa:
Larutan HCl mengandung
Asam, dan
Larutan NaOH mengandung
Basa
Indikator sintetis selanjutnya yang kami uji adalah indikator
univesal. Pada saat kertas indikator ditetesi larutan HCl, menghasilkan pH
indikator 1 dengan perubahan warnanya menjadi kuning-orange-kuning-jingga.
Sedangkan pada saat ditetesi larutan NaOH, menghasilkan pH indikator 14 dengan
perubahan warna menjadi jingga-merah-biru-kuning. Dari percobaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa:
Jika
pH < 7 , maka larutan bersifat asam
Jika
pH > 7 , maka larutan bersifat basa
Jadi,
Larutan HCl mengandung
Asam, dan
Larutan NaOH mengandung
Basa
Indikator sintetis
terakhir yang kami uji adalah kertas lakmus. Pertama kami menguji kertas
lakmus merah dengan meneteskan larutan HCl,ternyata tidak terjadi perubahan
apapun. Namun jika lakmus merah tetesi larutan NaOH, maka warnanya berubah
menjadi biru. Kedua kami menguji kertas lakmus biru dengan ditetesi larutan
HCl,maka yang terjadi adalah kertas lakmus berubah menjadi merah. Sedangkan
jika ditetesi dengan larutan NaOH, maka tidak terjadi perubahan apapun.
Berdasarkan percobaan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa :
No.
|
Kertas
Lakmus
|
Asam
|
Basa
|
1
|
Merah
|
Merah
|
Biru
|
2
|
Biru
|
Merah
|
Biru
|
Jadi,
Larutan HCl mengandung
Asam, dan
Larutan NaOH mengandung
Basa
B.
Pembahasan
percobaan 2
Indikator Alami
Indikator petama yang kami gunakan
adalah bunga sepatu, dengan warna ekstrak awal yaitu ungu. Saat ekstrak
bunga sepatu ditetesi dengan air perasan jeruk nipis (asam), maka akan terjadi
perubahan warna dari ungu menjadi merah. Sedangkan jika diteetesi dengan air
kapur sirih (basa), maka akan terjadi perubahan warna dari ungu menjadi hijau.
Melalui percobaan inilah kami menyimpulkan bahwa ekstrak bunga sepatu dapat
dijadikan sebagai indikator asam basa yang baik, dengan alasan ekstrak
bunga sepatu dapat mengalami perubahan warna yang kontras jika dicampurkan dengan
larutan asam dan basa.
Indikator kedua yang kami gunakan
adalah Tomat, dengan warna ekstrak awal yaitu orange. Saat ekstrak buah
tomat ditetessi dengan air perasan jeruk nipis (asam), maka akan terjadi
perubahan warna dari orange menjadi putih tulang. Sedangkan jika ditetesi
dengan air kapur sirih (basa), maka tidak terjadi perubahan warna apapun
(tetap). Melalui percobaan ini kami menyimpulkan bahwa ekstrak tomat tidak
dapat dijadikan sebagai indikator asam basa yang baik. Hal ini dikarenakan
ekstrak buah tomat tidak dapat mengalami perubahan warna yang signifikan jika
dicmpurkan laruan asam dan basa.
Indikator ketiga yaang kami gunakan
yaitu kunyit, dengan warna ekstrak awal adalah kuning. Saat ekstrak
kunyit ditetesi dengan air perasan jeruk nipis (asam), maka tidak terjadi
perubahan warna (tetap). Sedangkan jika diteetesi dengan air kapur sirih
(basa), maka akan terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah bata.
Melalui percobaan inilah kami menyimpulkan bahwa ekstrak kunyit dapat
dijadikan sebagai indikator asam basa yang baik, dengan alasan ekstrak
kunyit dapat mengalami perubahan warna yang kontras jika dicampurkan dengan
larutan asam dan basa.
Indikator keempat yang kami gunakan
adalah wortel, dengan warna ekstrak awal yaitu orange. Saat ekstrak
wortel ditetesi dengan air perasan jeruk nipis (asam), maka akan terjadi
perubahan warna dari orange menjadi orange susu. Sedangkan jika ditetesi dengan
air kapur sirih (basa), maka tidak terjadi perubahan warna apapun (tetap).
Melalui percobaan ini kami menyimpulkan bahwa ekstrak wortel tidak dapat
dijadikan sebagai indikator asam basa yang baik. Hal ini dikarenakan
ekstrak wortel tidak dapat mengalami perubahan warna yang signifikan jika
dicmpurkan laruan asam dan basa.
Indikator terakhir yang kami gunakan
adalah bunga pukul empat, dengan warna ekstrak awal yaitu ungu. Saat
ekstrak bunga pukul empat ditetesi dengan air perasan jeruk nipis (asam), maka
akan terjadi perubahan warna dari ungu menjadi ungu tua. Sedangkan jika
diteetesi dengan air kapur sirih (basa), maka akan terjadi perubahan warna dari
ungu menjadi hijau tua. Melalui percobaan inilah kami menyimpulkan bahwa
ekstrak bunga pukul empat dapat dijadikan sebagai indikator asam basa yang
baik, dengan alasan ekstrak bunga pukul empat dapat mengalami perubahan
warna yang kontras jika dicampurkan dengan larutan asam dan basa.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diatas,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Larutan HCl mengandung
Asam, dan
Larutan NaOH mengandung
Basa
Cara untuk menentukan sifat asam dan basa dapat diketahui dengan melakukan berbagai pembuktian diantaranya dengan menggunakan :
Indikator
sintetis
4.)
Indikator
metil orange, phenolptalein, brom timol blue, dan metil red.
5.)
Indikator
universal, yaitu dengan melihat perubahan warna yang terjadi untuk menentukan
pH.
Jika
pH < 7 , maka larutan bersifat asam
Jika
pH > 7 , maka larutan bersifat basa
6.)
Kertas
lakmus, yaitu jika kertas lakmus merah dalam larutan basa maka akan berubah
menjadi biru. Sedangkan jika kertas lakmus biru dalam larutan yang bersifat
asam maka akan berubah menjadi merah.
No.
|
Kertas
Lakmus
|
Asam
|
Basa
|
1
|
Merah
|
Merah
|
Biru
|
2
|
Biru
|
Merah
|
Biru
|
Indikator alami
Suatu indikator alami dapat dikatakan sebagai indikator yang baik
jika dapat mengalami perubahan yang kontras / signifikan jika ditetesi atau
dicampurkan dengan larutan asam dan basa.
Indikator
asam basa yang baik berdasarkan pengamatan kami yaitu bunga sepatu, kunyit, dan
bunga pukul empat. Sedangkan tomat dan wortel tidak dapat dijadikan indikator
yang baik, karena tidak dapat memberi perubahan yang kontras ketika ditetesi
larutan asam dan basa.
3.2
Saran
Sebaik-baik
praktikum adalah yang dilaksanakan di laboratorium dengan alat yang lengkap dan
memadai. Lakukanlah praktikum dengan penuh ketelitian supaya tidak terjadi
kekeliruan dalam pengambilan data pengamatan. Sekian dan terimakasih.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Terimakasih :)