Tuesday 26 May 2020

MASA KELAHIRAN DAN SILSILAH KELUARGA NABI MUHAMMAD SAW


MASA KELAHIRAN DAN SILSILAH KELUARGA
NABI MUHAMMAD SAW
.
.
.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sirah Nabawiyah dengan judul “Masa Kelahiran dan Silsilah Keluarga Nabi Muhammad SAW”.
Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini serta sumber-sumber yang diambil sebagai referensi. Makalah ini membahas mengenai masa kelahiran Nabi yang meliputi saat menjelang dan saat kelahirannya. Selain itu, kami juga menambahkan silsilah keluarga Nabi baik dari jalur ayah maupun ibu yang dikutip dari berbagai sumber terpercaya, seperti buku, jurnal, maupun tesis, dengan harap pembaca bisa lebih percaya dan yakin dengan penjabaran yang telah dipaparkan.
Dengan segala hormat, sebagaimana manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kami sebagai penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat penulisan yang salah dan segala kekurangan. Kritik dan saran pembaca pastinya masih kami butuhkan untuk perbaikan penulisan karya selanjutnya.
Demikian, semoga ada manfaat yang dapat diambil dari makalah ini.


Semarang, 11 Januari 2020

Penyusun

DAFTAR ISI






BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman pada masa sekarang telah banyak mengambil alih kontrol kepribadian masyarakat. Dimana kini masyarakat berlomba-lomba untuk menentukan idol guna dijadikan sebagai panutan bagi kehidupannya kelak. Sayangnya, hal ini menimbukan budaya fanatisme yang berlebihan sehingga menggeser rating keheroikan tokoh-tokoh Islam yang mana lebih cocok dan patut untuk dijadikan sebagai tauladan.
Terkhusus Nabi Muhammad SAW, yaitu Nabi terakhir yang diutus oleh Allah untuk seluruh umat manusia. Beliau merupakan sosok yang sempurna sebagai utusan Allah dalam mengemban ajaran agama Islam, yang mana beliau datang ditengah-tengah kejahiliyahan umat pada masa itu. Jahiliyah yang dimaksud adalah bukan bodoh dalam masalah kecerdasan, melainkan masalah aqidah dan akhlak. Sehingga Rasululah mendapatkan tugas yang cukup berat yaitu merombak serta merubah budaya tatanan masyarakat yang penuh maksiat menjadi lebih bersahaja dan bernilai Islam.
Nabi Muhammad merupakan sosok panutan yang paling ideal bagi seluruh masyarakat Islam. Namun karena kurangnya pemahaman banyak masyarakat yang tidak mengenal beliau secara detail mengenai kehidupan beliau. Oleh karenanya dalam makalah ini akan dijabarkan mengenai salah satu bab Sirah Nabawiyah yaitu Kelahiran dan Nasab agar dapat meningkatkan pemahaman serta dapat menjadikan Rasulullah sebagai panutan dalam kehidupan.

1.    Bagaimana detik menjelang dan kelahiran Nabi Muhammad SAW?
2.    Bagaimana keadaan keluarga Nabi Muhammad SAW pada saat kelahiran?
3.    Bagaimana silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW?



BAB II

PEMBAHASAN

Aminah yang ditinggal dalam keadaan hamil oleh kepergian suami tercinta menemui Allah SWT menghibur hatinya dengan janin yang dikandungnya. Kesedihannya pun diringankan oleh mertuanya -Abdul Muththalib- yang juga kehilangan putranya yang paling dia cintai yang merupakan suami Aminah.
Hari demi hari, minggu dan bulan silih berganti. Riwayat-riwayat menyatakan bahwa Aminah tidak mengalami gangguan atau kesulitan akibat kehamilannya sebagaimana yang biasa dialami oleh wanita-wanita hamil. Ini bisa jadi karena harapannya terhadap janin yang dikandungnya menutupi rasa sakit, pening dan mual. Bahkan, dalam beberapa riwayat, selama masa kehamilan itu, dari saat ke saat, ada bisikan  atau mimpi yang menggemberikannya tentang janin yang dikandungnya.[1]
Diriwayatkan bahwa pada suatu malam, ketika bulan memancarkan sinarnya dengan terang, sekali lagi Aminah mendengar suara berkata: “Tidak lama lagi Engkau akan melahirkan tokoh umat ini… kalau dia lahir berdoalah memohon perlindungan untuknya dari Yang Maha Esa dan dari semua yang iri hati dan namailah dia Muhammad.”[2]
Pada hari Senin malam menjelang fajar , Aminah dengan ditemani hanya oleh Jariah-nya (pembantunya yang berasal dari Ethiopia), Barakah Ummu Aiman, mulai merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Disebutkan juga dalam beberapa riwayat bahwa bidan yang membantu Aminah melahirkan adalah al-Syaffa’. Beliau lahir di kediaman Abu Thalib, di Syi’b (celah jalan menuju bukit) Bani Hasyim.[3]
Pada mulanya Aminah merasa takut dan ini sangat wajar, lebih-lebih bagi kelahiran pertama. Tetapi tidak lama kemudian dia merasa ada cahaya yang memenuhi dunianya, lalu tampak olehnya seakan-akan sejumlah perempuan mengelilingi pembaringannya dan mencurahkan kasih sayang kepadanya. Terbayang olehnya bahwa terdapat diantara wanita-wanita itu Maryam putri ‘Imran (ibu Nabi Isa AS), Asiyah istri Fir’aun, dan Hajar (ibu Nabi Ismail AS).[4] Tanpa menanti lama Aminah melahirkan secara normal sebagaimana semua ibu melahirkan anaknya.
Ibnu Sa’d meriwayatkan, bahwa ibu Rasulullah berkata, “Setelah bayiku keluar, aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluanku, menyinari istana-istana di Syam.” Lalu Ibnu Katsir berkata, “Mengapa hanya negeri Syam yang dikhususkan sebagai kawasan yang akan diterangi cahaya? Hal tersebut merupakan isyarat bahwa kejayaan dan kekokohan agama Islam di negeri Syam. Oleh karena itu, kelak diakhir zaman Syam akan menjadi benteng agama Islam dan para pemeluknya. Dan disanalah diturunkannya Isa putra Maryam, tepatnya di Menara Timur berwarna putih kota Damaskus.[5]
Berbeda-beda riwayat dan pendapat para pakar tentang masa kelahiran Nabi Muhammad SAW. Riwayat yang paling popular adalah beliau lahir di Tahun Gajah. Tetapi kapan persisnya, ini yang mereka perselisihkan. Ada yang berkata beberapa hari setelah peristiwa kebinasaan pasukan bergajah, atau lima puluh hari setelah itu. Ada lagi yang berpendapat beberapa bulan setelahnya, bahkan ada yang menyatakan bahwa kelahiran beliau terjadi sekitar tiga puluh tahun  atau tujuh puluh tahun setelah Tahun Gajah.
Bulan kelahiran beliau pun diperselisihkan. Yang popular adalah tanggal 12 Rabi’ul Awwal, yang ketika itu jatuh pada hari Senin malam bertepatan dengan tanggal 29 Agustus 580 Masehi. Sejarawan al-Mas’udi menilai bahwa kelahiran Nabi terjadi lima puluh hari setelah kehadiran pasukan bergajah yang kehadiran mereka ketika itu bertepatan dengan hari Senin, 13 Muharram dan mendekat ke Mekkah 17 Muharram, sehingga dengan demikian, masih menurut al-Mas’udi kelahiran Nabi Muhammad SAW terjadi pada tanggal 8 Rabi’ul Awwal.
Bahwa Nabi Muhmmad SAW lahir pada hari Senin didukung oleh hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menyatakan bahwa Rasul SAW ditanya: “Mengapa berpuasa pada hari senin?”, Beliau menjawab: “Itulah hari aku lahir.”
Diriwayatkan bahwa ada beberapa bukti pendukung kerasulan, bertepatan dengan saat kelahiran beliau, yaitu runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra, dan padamnya api yang biasa disembah orang-orang Majusi, serta runtuhnya beberapa gereja disekitar Buhairah setelah gereja-gereja itu ambles ke tanah. Yang demikian ini diriwayatkan Al-Baihaqi, sekalipun tidak diakui Muhammad Al-Ghazali.[6]
Aminah menyusukan anaknya beberapa hari lamanya, lalu dilanjutkan oleh Tsuwaibah, yang dimerdekakan Abu Lahab ketika dia datang menyampaikan berita kelahiran Nabi saw, juga beberapa hari Tsuwaibah memang berprofesi sebagai ibu yang menyusukan bayi-bayi. Tsuwaibah sendiri ketika itu menyusukan juga bayinya yang bernama Masruh.
Pada hari ketujuh dan kelahirannya, Abdul Muththslib menyembelih beberapa ekor binatang dan menjamu Karib dan sahabat-sahabatnya. Ketika itu ia ditanya mengapa putra Abdullah itu dinamainya “Muhammad”, berbeda dengan nama-nama leluhurnya. Abdul Muththalib menjawab: “Aku mengharap dia terpuji berkali-kali di langit dan di bumi”.
Memang kata Muhammad mengandung arti “terpuji berkali-kali”. Berbeda dengan Mahmud yang terpuji walau sekali. Berbeda dengan Hamid yang berarti memuji walau sekali. Terlepas apakah nama “Muhammad” adalah nama yang dipilih untuk bayi karena ibunya selalu mendengar suara yang memintanya untuk menamai bayinya yang bakal lahir dengan nama tersebut, ataukah itu adalah pilihan kakeknya, Abdul Muththalib yang pasti bahwa ratusan juta manusia setiap hari selalu menyebut nama itu dalam konteks pujian dan penghormatan sebagaimana harapan kakeknya itu. Bisa jadi juga, kalau andai menolak riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa nama Muhammad adalah pilihan “langit” yang dipesankan kepada Aminah, bisa jadi Abdul Muththalib serupa dengan sekian banyak orang yang mengharapkan anak/cucunyalah yang diutus Tuhan untuk menjadi nabi yang beritanya tersebar, khususnya di kalangan Ahl al-Kitab.
Abdurrahma as-suhaily (w. 581 H) dalam bukunya Raudh al-Unf menulis bahwa ada tiga orang sebelum Nabi Muhammad yang bernama “Muhammad” sambil menyebut siapa mereka. Penamaan itu, tulisnya, karena ayah mereka memperoleh informasi tentang akan datangnya nabi bernama Muhammad dan mereka mengharapkan bahwa anaknya itulah orangnya. Ada riwayat yang menyatakan lebih dari tiga orang, tetapi jumlah mereka dalam aneka riwayat itu tidak lebih dari dua puluh orang.[7]

Nabi Muhammad lahir dalam keadaan yatim, tanpa bapak. Setelah menempuh perjalanan jauh, Abdullah dan rombongannya kembali ke Makkah. Namun sebelum sampai Makkah, karena letih, Abdullah singgah ke tempat saudara ibunya di Yatsrib. Lelah yang mendera membuatnya jatuh sakit, sehingga kafilahnya pulang lebih dulu ke Makkah. Dan Abdullah menghembuskan napas terakhir disana yang mana pada saat itu usia kandungan Aminah masih 3 bulan.
Kembali pada kelahiran Nabi Muhammad Saw, riwayat yang sangat logis menyatakan bahwa segera setelah kelahiran beliau itu Aminah mengutus seseorang untuk menyampaikan berita gembira ini kepada Abdul Muththalib yang ketika itu sedang berthawaf di Ka’bah dan dengan segera ia mengunjungi menantu dan cucunya.
Abu Lahab mendengar jariyahnya (hamba sahaya), Tsuwaibah, menyampaikan berita kelahiran bayi lelaki almarhum saudara kandungnya (Abdullah). Ia demikian gembira sehingga memerdekakan Tsuwaibah walau tidak kurang dari empat puluh tahun kemudian, Abu Lahab tampil sebagai salah seorang yang sangat memusuhi Nabi saw. Kendati demikian, kegembiraannya terhadap kelahiran Nabi Muhammad diberi ganjaran oleh Allah swt.
Dalam satu riwayat dinyatakan bahwa paman Nabi saw., al-Abbas, setahun setelah kematian saudaranya Abu Lahab, bermimpi melihatnya memakai pakaian putih dan dia menanyainya tentang keadaannya. Abu Lahab menjawab dalam mimpi itu bahwa dia di neraka, hanya saja di setiap malam Senin Allah meringankan siksa atasnya karena dia memerdekakan hamba sahayanya, Tsuwaibah yang datang menyampaikan kepadanya berita kelahiran keponakannya, yaitu Nabi Muhammad saw.[8]

Masyarakat Arab sejak dulu dikenal sangat memperhatikan asal usul. Jangankan manusia, kuda dan unta pun mereka memperhatikan asal usulnya. Unta yang mereka nilai tidak memiliki garis keturunan yang baik, mereka tandai hidungnya dengan memotong atau melukainya. Oleh  karena itu tidak sulit menemukan asal-usul dan garis keturunan Nabi Muhammmad SAW yang merupakan tokoh-tokoh masyarakat masa mereka masing-masing.[9]
Dari sisi nasab, Nabi Muhmmad adalah manusia terhormat. Yaitu, berasal dari pasangan Abdullah dan Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhra. Akhlak dan fisik beliau sangat sempurna. Tak terhitung lagi banyaknya hadits shahih mengenai nasab Nabi Muhammad. Salah satunya adalah yang diriwayatkan Muslim, bahwasannya Nabi telah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari anak keturunannya Ismail dan dari Kinanah, Allah telah memilih Quraisy, lalu dari Quraisy Allah memilih Bani Hasyim, kemudian dari Bani Hasyim Allah telah memilihku.”[10]
Ada tiga bagian tentang nasab Nabi: 
a.       Bagian yang disepakati kebenarannya oleh pakar biografi dan nasab, yaitu sampai Adnan.
b.      Bagian yang mereka perselisihkan, yaitu antara nasab yang tidak diketahui secara pasti dan nasab yang harus dibicarakan, tepatnya Adnan ke atas hingga Ibrahim.
c.       Bagian yang sama sekali tidak diragukan bahwa didalamnya ada hal-hal yang tidak benar, yaitu Ibrahim ke atas hingga Adam.[11]
Inilah rincian dari tiga bagian tersebut :
Bagian pertama: Muhammad, bin Abdullah bin Abdul Muthalib (yang namanya Syaibah), bin Hasyim (yang namanya Amru), bin Abdu Manaf (yang namanya Al-Mughirah), bin Qushay (yang namanya Zaid), bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’b, bin Lu’ay, bin Ghalib, bin Fihr (yang berjuluk Quraisy dan menjadi cikal bakal nama kabilah), bin Malik, bin Nadhr (yang namanya Qais), bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin Mudrikah (yang namanya Amir), bin Ilyas, bin Mudhar, bin Nizar, bin Ma’ad bin Adnan.[12]
       Bagian kedua: Adnan dan seterusnya, yaitu bin Udad, bin Hamaisa’, bin Salamab, bin Aush, bin Bauz, bin Qimwal, bin Ubay, bin Awwam, bin Nasyid, bin Haza, bin Baldas, bin Yadlaf, bin Thabikh, bin Jahim, bin Nahisy, bin Makhi, bin Aidh, bin Abqar, bin Ubaid, bin Ad-Da’a, bin Hamdan, bin Sinbar, bin Yatsribi, bin Yahzan, bin Yalhan, bin Ar’awy, bin Aid, bin Daisyan, bin Aishar, bin Afnad, bin Aiham, bin Muqshir, bin Nahits, bin zarih, bin Sumay, bin Muzay, bin Iwadhah, bin Aram, bin Qaidar, bin Isma’il, bin Ibrahim.[13]
       Bagian ketiga: Ibrahim dan seterusnya, yaitu bin Tarih (yang namanya Azar) bin Nahur, bin Saru’ atau Sarugh, bin Ra’u, bin Falakh, bin Aibar, bin Syalakh, bin Arfakhsyad, bin Sam, bin Nuh, bin Lamk, bin Matausyalakh, bin Akhnukh atau Idris, bin Yard, bin Mahla’il, bin Qainan, bin Yanisya, bin Syaits, bin Adam.

BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Nabi Muhammad  SAW adalah sebaik-baiknya ciptaan Allah di dunia. Karena dari sebelum sampai lahirnya beliau terdapat peristiwa-peristiwa menakjubkan yang mengiringinya. Beliau lahir dengan normal pada tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Nama Muhammad disematkan oleh kakeknya, Muthalib dengan harap agar ia bisa dipuji berkali-kali dilangit dan di bumi.
           
Demikian makalah ini dibuat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Makalah ini tentu terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam penulisan. Oleh karena itu, pembaca dapat mengkaji dari sumber-sumber yang lain dan melakukan perbaikan terhadap makalah ini dikemudian hari.


DAFTAR PUSTAKA


Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyurrahman. 2016. Sirah Nabawiyah. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Ash-Shallabi, Ali Muhammad. 2012. Sejarah Lengkap Rasulullah. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Shihab, Muhammad Quraish. 2011. Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW: Dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Shahih. Jakarta: Lentera Hati.





[1] Muhammad Quraish Shihab,  Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW: Dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Shahih, (Jakarta: Lentera Hati, 2011), hlm. 210.
[2] Muhammad Quraish Shihab, Op. cit., hlm. 211.
[3] Ahmad Farid, Waqafat Tabawiyah Ma’a As-Sirah, hlm. 47.
[4] Muhammad Quraish Shihab, Op. cit., hlm. 219.
[5] Tafsir Ibnu Katsir (1/184)
[6] Muhammad Al-Ghazali, Fiqhus-Sirah, hlm. 46.
[7] Muhammad Quraish Shihab, Op. cit., hlm. 212-215.
[8] Muhammad Quraish Shihab, Op. cit., hlm. 211-212.
[9] Muhammad Quraish Shihab,  Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW: Dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Shahih, (Jakarta: Lentera Hati, 2011), hlm. 145.
[10] Ali Muhammad Ash-Shallabi, Sejarah Lengkap Rasulullah: Jilid 1, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2012), hlm. 70.
[11] Syeikh Syafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah,  (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2016, Cet. 44), hlm. 40.
[12] Ibnu Hisyam, Sirah An-Nabawiyah, 1/1-2; Rahmah Lil ‘alamin, 2/11-14,52.
[13] Ibnu Hisyam, Op. cit., hlm. 14-15.

MASA KELAHIRAN DAN SILSILAH KELUARGA NABI MUHAMMAD SAW

MASA KELAHIRAN DAN SILSILAH KELUARGA NABI MUHAMMAD SAW . . . KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan keh...